SOLOK KOTA - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Solok, Sumatera Barat melaksanakan panen kompos di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Ampang Kualo pada Jumat, 1 November 2024.
Kegiatan ini sebagai bagian dari upaya mengolah sampah organik secara berkelanjutan guna mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA dan memanfaatkan sampah menjadi pupuk yang bermanfaat. Kegiatan ini juga didampingi oleh Mitra Yoriskia, pengawas angkutan sampah sekaligus peraih penghargaan wanita berjasa di bidang lingkungan.
Menurut Mitra Yoriskia, sebagian besar sampah organik yang diolah menjadi kompos berasal dari sisa-sisa sayuran di Pasar Raya Kota Solok, yang dikumpulkan setelah Maghrib. Sampah ini kemudian dipisahkan antara sampah organik dan non-organik, dengan sampah organik yang diproses untuk menghasilkan kompos melalui fermentasi selama 14 hari.
Mitra menjelaskan, proses pembuatan kompos dimulai dengan pemisahan sampah organik dan non-organik, lalu sampah organik tersebut dicacah agar lebih halus. Setelah itu, sampah didiamkan dalam wadah tertutup rapat untuk fermentasi, dan penambahan larutan EM4 akan membantu proses pembusukan lebih merata.
Proses fermentasi ini menghasilkan dua jenis kompos: padat dan cair. Pupuk padat dikeringkan terlebih dahulu, sedangkan pupuk cair dapat langsung diaplikasikan pada tanaman dengan campuran air kapur sirih untuk mengurangi bau. Setelah selesai, pupuk dikemas dan didistribusikan ke sejumlah kantor pemerintah, sekolah, serta PKK di Kota Solok.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Solok, Edrizal, mengapresiasi upaya ini dan mendorong masyarakat untuk mengolah sampah organik rumah tangga secara mandiri.
“Mengompos adalah cara yang mudah dan bermanfaat. Dengan kemauan untuk mencoba, masyarakat dapat memanfaatkan sisa dapur menjadi kompos yang berguna bagi tanaman di lingkungan sekitar, ” ujar Edrizal.
Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Kota Solok untuk mengelola sampah secara komprehensif dan terpadu, memanfaatkan sampah organik menjadi produk yang bermanfaat bagi masyarakat, serta mengurangi dampak lingkungan akibat timbulan sampah yang terus meningkat.